Jumat, 06 Juli 2012

KKL Purwodadi

Pohon Karet (Hevea brasiliensis)

 

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Euphorbiales
                             Famili: Euphorbiaceae
                                 Genus: Hevea
                                     Spesies: Hevea brasiliensis Muell. Arg


Nama Lokal : Pohon Karet
Habitat : Tanaman karet tumbuh dengan baik di daerah tropis. Daerah yang cocok untuktanaman karet adalah pada zone antara 15° LS dan 15° LU.

Habitus : pohon

Deskripsi :

    Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Hevea braziliensis yang berasal dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah. Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica (family moraceae). Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran (Nazarudin, dkk: 1992). Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagaman karet merupakan akar tunggang, karena memiliki sistem perakaran yang ekstensif/menyebar cukup luas sehingga tanaman karet dapat tumbuh pada kondisi lahan yang kurang menguntungkan. Akar ini juga mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar. Akar ini umumnya digunakan untuk menyeleksi klon-klon yang dapat digunakan sebagai batang bawah pada perbanyakan tanaman karet.
    Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30tahun. Habitus tanaman ini merupakan pohon. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin. Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Pada saat ini sebaiknya penggunaan stimulan dihindarkan. Daun ini akan tumbuh kembali pada awal musim hujan..Tanaman karet memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5tahun) dan sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomistanaman karet dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.

Manfaat :
    Karet adalah bahan utama pembuatan ban, beberapa alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.


Tanaman Puring (Codiaeum variegatum)

 

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Euphorbiales
                             Famili: Euphorbiaceae
                                 Genus: Codiaeum
                                     Spesies: Codiaeum variegatum Bi.

Habitat :
    Habitat puring ada didaerah tropis yang cocok dengan lingkungan dengan cahaya matahari penuh sepanjang hari. Namun pada dasarnya puring mampu beradaptasi dengan mudah disemua lingkungan sehingga banyak ditemukan hampir disemua daerah di Indonesia.

Habitus : Semak, tahunan, tinggi ± 20 cm

Deskripsi :
    Puring (Codiaeum variegatum) atau croton termasuk keluarga Euphorbiaceae, dan banyak dicari orang. Keindahan tanaman ini terletak di variasi warna dan besar kecilnya serta corak daunnya (bintik-bintik, garis, dan lain-lain). Warna daunnya amat beragam, mulai hijau kekuningan, orange, sampai merah cenderung ke ungu. Biasanya, semakin tua usia tanaman, warnanya semakin menonjol. Bahkan, dalam satu tanaman bisa memiliki dua atau tiga warna, semisal merah, hijau, dan kuning. Bentuk daunnya sangat banyak, ada yang berbentuk huruf Z, burung walet, keriting spiral dan lain-lain.

Batang : Bulat, berkayu, keras, bercabang, coklat kehijauan.
Daun : Tunggal, tersebar, lonjong, ujung meruncing, tepi rata, pangkal runcing, panjang 15 cm, lebar ± 3 cm, pertulangan menyirip, hijau berbintik, kuning kehijauan,
a. Filotaksis daun : Satu buku terdiri dari satu tangkai daun (berserak)
b. Jenis daun : Majemuk menjari
c. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap
d. Ujung daun : Runcing
e. Pangkal daun : Tumpul (rompang)
f. Susunan tulang : Menyirip
g. Tepi daun : Rata
h. Warna daun : Hijau berbintik kuning dan kemerahan pada pangkal daun
i. Permukaan daun : Atas dan bawah licin

Bunga : Majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, kelopak terdiri dari limadaun kelopak, segi tiga, mahkota kecil, benang sari lima belas sampaitiga puluh lima, meiekat pada tonjolan dasar bunga, putik kuning muda, kuning.
Buah : Bulat, diameteri 2 mm, kuning kehijauan.
Biji : Kecil seperti pasir, coklat.
Akar : Tunggang, kuning muda

Manfaat :
    Daun puring memiliki kemampuan untuk menyerap unsur TB (Timbal) yang bertebaran diudara terbuka. Cara menggunakan daun puring ini sangat mudah, daun puring hanya ditumbuk halus sampai keluar airnya kemudian diusapkan ke perut yang sakit. Daun puring juga memiliki manfaat untuk melancarkan peredaran darah dan meluruhkan keringat. Tidak hanya itu, daun puring juga bisa dimanfaatkan sebagai obat cacingan, perut mulas, dan penambah nafsu makan. Bagi anda yang mengalami sulit buang air besar, daun puring ini juga bisa dimanfaatkan untuk mangatasi sembelit.

DAFTAR PUSTAKA

Chairini, Hanum. 2009. Ekologi Tanaman. Medan : USU Press
Tim Jurnalistik Kompas, 2009. Ekspedisi Ciliwung. Jakarta : Buku Kompas
Hidayat, B, Estiti. 1994. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Dekdikbud
Moertolo, Ali, Dkk. 2004. Daun dan Alat Tambahan. Malang : Jurusan Biologi UM
Moertolo, Ali, Dkk. 2004. Petunjuk Pengamatan Morfologi Tumbuhan. Malang : Jurusan  Biologi UM
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Setyamidjaja, Djoehana. 1993. Karet. Yogyakarta : Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar