Senin, 25 Juni 2012

Tanaman Pengawet dan Pewarna

Kunyit (Tanaman Pewarna)
 

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
                     Sub Kelas: Commelinidae
                         Ordo: Zingiberales
                             Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
                                 Genus: Curcuma
                                     Spesies: Curcuma longa L.
Deskripsi
    Kunyit dapat tumbuh di berbagai tempat, tumbuh liar di ladang, dihutan (misalnya hutan jati), ataupun ditanam di pekarangan rumah. Habitusnya merupakan tanaman semak. Tanaman kunyit tumbuh dengan tinggi 40-100 cm. Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Kunyit mempunyai ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Akar kunyit merupakan akar serabut (rimpang).
    Kunyit mengandung kurkumin, demetoksikurkumin, demetok-sikurkumin, volatil oil (Keton sesuiterpen, turmeron, tumeon, zingiberen, felandren, sabinen, borneol dan sineil). Bagian yang sering dimanfaatkan dari tanaman kunyit adalah rimpangnya. Penggunaannya biasanya sebagai jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu: sebagai bahan obat tradisional, bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dll. Disamping itu rimpang tanaman kunyit itu juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, anti diabetes, pencegah kanker, anti tumor, mengobati tifus, usus buntu, disentri, memperlancar asi, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah. Kunyit juga sering digunakan untuk pelengkap masakan, karena warna jingganya bermanfaat untuk memberi warna pada makanan.

Kayu Manis (Tanaman Pengawet)

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Magnoliidae
                         Ordo: Laurales
                             Famili: Lauraceae
                                 Genus: Cinnamomum
                                     Spesies: Cinnamomum burmannii (Nees &Th. Nees)
Deskripsi
     Kayu manis lumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m. Habitusnya merupakan tanaman pohon. Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai 18 m. Batang berwarna keabu-abuan dan berbau harum, percabangan dekat tanah, pada ranting tua sering tidak tumbuh daun-daun baru (gundul), tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak memanjang dengan ujung bulat/tumpul, meruncing dan lokos (licin dan mengkilap), dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu-abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak daun dan dipucuk-pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga pada bulan Juli hingga September. Buahnya disebut buah buni yang memanjang dan berwarna merah coklat. Akar kayu manis berbentuk tunggang.
    Kayu manis yang sering digunakan adalah kulit kayunya karena mengandung kandungan kimia yaitu, minyak atsiri, tanin, damar, lendir. Beberapa manfaat kayu manis sebagai berikut :
1. Mengontrol Gula Darah
    Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kayu manis ternyata dapat mengatur kadar gula darah sehingga kayu manis merupakan makanan yang tepat untuk para penderita diabetes dan hypoglycemic. Kayu manis juga dapat menstabilkan suasana hati dan energi dalam tubuh.

2. Mengurangi Kadar Kolesterol Jahat
    Kayu manis dapat mengurangi kadar kolestrol jahat (LDL). Selama ini, LDL dikenal berbahaya bagi tubuh karena bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke dan obesitas. Dengan mengonsumsi kayu manis, Anda juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

3. Anti Infeksi
    Kayu manis memiliki komponen anti-infeksi yang natural. Dalam beberapa penelitian, kayu manis terbukti efektif menghilangkan bakteri H. pylori yang dapat menyebabkan sakit maag, dan beberapa jenis penyakit lainnya yang disebabkan bakteri.

4. Meringankan Sakit pada Penderita Rematik
    Kayu manis dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh rematik. Dalam penelitian yang dilakukan di Department of Internal Medicine menunjukkan, kayu manis juga dapat mengurangi sitokin (protein-protein kecil sebagai mediator dan pengatur imunitas, inflamasi dan hematopoesis) yang dapat menyebabkan rematik.

5. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker
    Penelitian di University of Texas menunjukkan bahwa kayu manis dapat mengurangi proliferasi sel kanker. Tidak hanya itu, kayu manis juga menjadi salah satu rempah yang dapat menyembuhkan kanker.

6. Obat Serbaguna
    Kayu manis dapat dijadikan pengawet makanan yang alami, selain itu juga mengandung serat, kalsium, zat besi dan mangan yang terbukti efektif mengurangi nyeri saat haid atau melahirkan. Ia memiliki kandungan natural yang disebut cinnamaldehyde yang dapat menyeimbangkan hormon - meningkatkan hormon progesteron dan mengurangi hormon testosteron pada wanita.

7. Pengobatan Alzheimer
Para peneliti di Cytokine Research Laboratory, Department of Experimental Therapeutics, University of Texas juga telah mengembangkan kayu manis sebagai salah satu rempah yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit neurodegenerative seperti Alzheimer, Parkinson, multiple sclerosis, tumor otak, dan meningitis. Penelitian di tempat yang sama juga menunjukkan bahwa kayu manis bisa mengurangi peradangan kronis terkait dengan gangguan neurologis.









Beluntas (Tanaman Pagar)


Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
             Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                 Sub Kelas: Asteridae
                     Ordo: Asterales
                         Famili: Asteraceae
                             Genus: Pluchea
                                 Spesies: Pluchea indica (L.) Less.

Deskripsi

    Tanaman beluntas banyak dijumpai sebagai tanaman pagar yang dapat tumbuh baik sampai ketinggian 800 m. Habitus beluntas merupakan tanaman perdu kecil, yang tumbuh tegak, tingginya bisa mencapai 2 m. Batang berambut halus. Daun berbentuk bulat telur, hijau muda, panjang 2 - 9 cm, ujung lancip, letak berseling, berbau khas setelah tua berwarna putih kotor. Termasuk daun tunggal, bulat telur, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, berbulu halus, panjang 3-7 cm, lebar 2-4 cm, pertulangan menyirip, warna hijau muda. Bunga majemuk, bentuk malai, keluar dari ketiak daun, bercabang-cabang, warna putih kekuningan. Buah kecil, keras, warna coklat, biji coklat keputih-putihan. Perbanyakan dengan biji atau stek. Memiliki akar serabut.
    Beluntas dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, daunnya memiliki kandungan kimia yaitu alkaloid dan minyak atsiri. Bagian yang sering dimanfaatkan adalah daunnya. Beluntas dimanfaatkan sebagai tanaman pagar.  Selain itu untuk pengobatan, beluntas bermanfaat untuk :

1. Menghilangkan bau badan.
2. Gangguan pencernaan pada anak-anak dan menambah nafsu
    makan.
3. Menurunkan panas, peluruh keringat.
4. Scabies.
5. TBC kelenjar leher (Cervical tuberculous lymphadenitis)
6. Nyeri pada rheumatik, sakit pinggang (Lumbago)
7. Mengobati keputihan
8. Mengobati nyeri persendian/nyeri pinggul, dan
9. Malaria




Teh-tehan (Tanaman Pagar)


Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
                     Sub Kelas: Rosidae
                         Ordo: Euphorbiales
                             Famili: Euphorbiaceae
                                 Genus: Acalypha
                                     Spesies: Acalypha siamensis Oliv. ex Gage

Deskripsi
    Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah ini sekarang menyebar di semua tempat tropis, di beberapa tempat bahkan mulai menjadi gulma atau spesies invasif (Australia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan beberapa tempat di Oceania).
    Teh-tehan atau biasa disebut teh hutan tumbuh merupakan habitus tanaman perdu hias yang tajuknya rapat, padat, dan kuat, kadang-kadang juga berupa pohon yang dapat mencapai 6 meter tingginya. Tumbuhan dewasa dapat memiliki duri yang tidak tumbuh sewaktu tumbuhan masih muda. Daun berbentuk oval atau elips, agak bergelombang tepinya, tersusun berpasangan, warnanya mulai dari kuning cerah hingga hijau agak pekat, tergantung spesies dan lingkungan tumbuh (lebih terang, warna daun lebih cerah). Bunga berwarna biru sampai ungu dengan rona putih, tersusun dalam satu cabang yang keluar dari ketiak cabang atau ujung cabang, berbunga sepanjang tahun. Buahnya berwarna kuning (hijau ketika muda), bulat, dengan diameter dapat mencapai 1 cm. Teh-tehan memiliki akar serabut.
    Tanaman ini biasanya dipakai sebagai pagar atau tanaman hias dengan membentuknya menjadi pola-pola tertentu.Terdapat sejumlah kultivar berupa tanaman pagar atau tanaman pembatas. Kultivar yang memiliki warna daun cerah dikenal sebagai teh-tehan karena menjadi tanaman pangkas seperti di perkebunan teh. Selain itu daunnya dimanfaatkan sebagai obat penurun panas,  penyakit usus, dan gangguan ginjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar