Senin, 25 Juni 2012

Makalah Sklerenkim

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan pada tumbuhan dan hewan berbeda. Sekumpulan jaringan akan membentuk organ. Cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan adalah histologi. Sedangkan cabang ilmu biologi yang mempelajari jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi. Jaringan pada tubuh tumbuhan  dikelompokkan berdasarkan tempatnya dalam tumbuhan, tipe sel, fungsi, asal-usul, dan tahap perkembangannya.
Berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya, jaringan dibedakan menjadi jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan sederhana bersifat homogeni, hanya terdiri atas satu tipe sel sedangkan jaringan rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem,dan epidermis adalah jaringan rumit. Di tahun 1875, Sachs membagi jaringan dalam tiga system berdasarkan kesinambungan topografi yakni sistem dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar. Sistem dermal meliputi epidermis, yakni pelindung primer (pertama) bagi bagian luar tubuh, dan periderm, yang menggantikan epidermis pada tumbuhan yang mengalami pertumbuhan sekunder.. sistem jaringan pembuluh terdiri dari xilem yakni yang mengangkut air dan garam dalam tanah, dan floem yang mengangkut hasil fotosintesis. 
Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk dasar bagi tumbuhan, namun sekaligus juga dapat menunjukkan spesialisasi. Jaringan dasar utama adalah parenkim dengan semua ragamnya, kolenkim, yakni jaringan yang berdinding tebal dan sel tetap hidup, sklerenkim yakni jaringan berdinding tebal dan sering kali berkayu sehingga keras dengan sel yang biasanya mati.
Dalam tubuh tumbuhan, jaringan tersebar dalam pola khas bagi kelompok tumbuhan yang bersangkutan. Pada dasarnya ada kemiripan dalam pola penyebaran jaringan pada tumbuhan dikotil sebab jaringan pembuluh tertanam dalam jaringan dasar dan sistem dermal merupakan penutup di sebelah luar. Pada tumbuhan dikotil, misalnya jaringan pembuluh batang membentuk silinder berongga. Rongga tersebut terisi jaringan dasar (empulur) dan ada pula yang berada diantara silinder pembuluh dan system dermal (korteks). Pada daun, jaringan pembuluh membentuk system yang beranastomosis dalam jaringan dasar yang terdiferensiasi sebagai mesofil pada akar dapat ditentukan silinder jaringan pembuluh yang seringkali tidak mengelilingi empulur  (korteks).  Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai jaringan sklerenkim, yaitu ciri-ciri jaringan sklerenkim, macam-macam jaringan sklerenkim, letak jaringan sklerenkim, serta fungsi dari jaringan sklerenkim.

B.    Rumusan Masalah.
1.    Apa itu jaringan sklerenkim?
2.    Apa ciri-ciri jaringan sklerenkim?
3.    Apa Struktur fungsi jaringan sklerenkim?
4.    Dimana letak jaringan sklerenkim?
5.    Bagaimana macam-macam bentuk jaringan sklerenkim?

C.    Tujuan
1.   Mengetahui dan memahami pengertian jaringan sklerenkim
2.   Mengetahui dan memahami ciri-ciri jaringan sklerenkim
3.   Mengetahui dan memahami struktur fungsi jaringan sklerenkim
4.   Mengetahui dan memahami letak jaringan sklerenkim
6.   Mengetahui dan memahami macam-macam bentuk jaringan sklerenkim


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong yang terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian  dindingnya mengalami penebalan sehingga kuat, sel-selnya lebih kaku daripada sel kolenkim, sel sklerenkim tidak dapat  memanjang.  Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal. Umumnya, jaringan sklerenkim terdiri atas zat lignin dan tidak mengandung protoplas. Sel-sel sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid).

a)    Serat-serat sklerenkim
Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian atau dalam bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serat-serat sklerenkim biasanya merupakan suatu seludang yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan floem. Serat-serat sklerenkim mempunyai ukuran antara 2 mm–25 cm. Beberapa spesies tumbuhan mempunyai serat-serat sklerenkim yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya serat manila yang digunakan sebagai bahan dasar tali.

b)    Sel-sel batu
Sel-sel batu terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, pembuluh tapis, dalam buah atau dalam biji. Pada tempurung kelapa (Cocos nucifera) hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel batu. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya tekstur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir (Pyres communis) atau butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji (Psidium guajava).

B.    Ciri-ciri jaringan sklerenkim
   
Ciri-ciri dari jaringan sklerenkim, yaitu :
•    Selnya mati
•    Dindingnya berlignin (zat kayu) dan mengandung selulosa dinding sel. Sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Penebalan lignin terletak pada dinding sel primer dan sekunder dan dinding menjadi sangat tebal
•    Umumnya terdapat pada batang dan tulang daun
•    Jaringan sklerenkim tersusun dari sel-sel dengan dinding yang keras
•    Hanya ada sedikit ruang untuk protoplas yang nantinya hilang jika sel dewasa
•    Sel-sel yang terdiri dari jaringan sklerenkim mungkin terbagi menjadi 2 tipe : serat (fibre) atau sklereid
•    Serat atau fibre biasanya memanjang dengan dinding berujung meruncing pada penampang membujur (longitudinal section; L.S.)
•    Sedangkan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid
•    Terdapat pada bagian keras buah dan biji. Bagian bergerigi pada buah pir disebabkan oleh sel-sel batu (stone cell, sklereid).

C.    Struktur dan Fungsi jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan. Sklerenkim tidak mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat lignin. Jaringan sklerenkim dibedakan menjadi dua, yaitu :

a)    Serat-Serat Sklerenkim (Fibers)

Serat-serat sklerenkim terdiri atas sel-sel yang berukuran panjang ± 2 mm dan samping yang ujungnya runcing. Serat-serat sklerenkim merupakan sel-sel yang sudah mati. Dinding selnya mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung lamela-lamela selulosa sehingga lumen selnya sempit. Serat ini berbentuk poligon, yaitu segi lima atau segi enam. Noktah-noktahnya sempit yang berbentuk bagai saluran-saluran sempit miring. Serat-serat sklerenkim pada tumbuh-tumbuhan terbentuk bersamaan dengan saat-saat terhentinya pertumbuhan organ-organ pada tumbuhan.

Serat-serat sklerenkim terdapat dalam bentuk untaian yang terpisahpisah atau dalam bentuk lingkaran di dalam korteks dan floem, dalam kelompok-kelompok yang tersebar dalam xilem dan floem. Pada Gramineae, serat-serat sklerenkim tersusun dalam suatu sistem berbentuk lingkaran berlekuk-lekuk yang dihubungkan dengan epidermis. Untuk lebih jelas, perhatikan Gambar. Ada dua macam jenis serat sklerenkim, yaitu sebagai berikut.

1.    Serat di Luar Xilem (Ekstraxilari) Serat ekstraxilari ada yang berlignin dan ada pula yang tidak. Serat ini dapat digunakan untuk membuat tali, karung goni, dan bahan dasar tekstil untuk pakaian.
2.    Serat Xilem (Xilari)Jenis serat ini merupakan komponen utama kayu karena dindingnya mengandung lignin yang menyebabkan dindingnya keras dan kaku.


b)    Sel-Sel Batu (Sklereid)














Sklereid terdapat pada bagian tumbuhan, antara lain di dalam korteks, floem, buah, dan biji. Dinding sklereid tersusun atas selulosa yang mengandung zat lignin yang tebal dan keras. Pada beberapa tumbuhan, kadangkadang ditemukan pula zat suberin dan kutin. Sel-selnya mempunyai noktah yang sempit dan celahnya bundar, membentuk saluran yang disebut saluran noktah. Lumen sel sangat sempit karena adanya penebalan-penebalan dinding sel. Sklereid mungkin bisa dijumpai dalam bentuk tunggal atau kelompok kecil di antara sel-sel, misalnya butiran seperti pasir pada daging buah jambu biji atau suatu masa sinambung seperti pada tempurung kelapa yang keras. Untuk memahami struktur sel-sel batu ini.

D.    Letak jaringan sklerenkim

Jaringan sklerenkim terdiri atas sel-sel yang bersifat mati dan seluruh bagian dinding selnya mengalami penebalan. Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem. Jaringan sklerenkim pada bagian keras biji dan buah berupa sklereida. Sklereid juga terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel – selnya membentuk jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.
Sklerenkim ada dua jenis, yaitu berbentuk fiber (serat) misalnya rami, dan slereida pada kulit kacang atau kulit biji. Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai alat penyokong dan pelindung.

E.    Macam-macam sel sklerenkim


a.    Sklereid

Terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras diantara sel parenkim di sekelilingnya. Sklereid dapat dibagi empat macam :
1.    Brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon.
2.    Makrosklereid yang berbentuk batang sering ditemukan dalam kulit biji, misalnya pada leguminosae.
3.    Osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-ujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit bercabang.
4.    Asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada daun.

b.    Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat paling sering ditemukan diantara jaringan pembuluh. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan menjadi serat xilem dan ekstra xilem. Serat xilem merupakan bagian jaringan pembuluh dan berkembang dari prokambium, yakni jaringan yang menghasilkan jaringan pembuluh. Dua macam serat xilem dibedakan berdasarkan tebal dinding dan noktah adalah serat libriform dan serat trakeid.
Serat extra xilem dalam tumbuhan terdapat di luar xilem, misalnya ditemukan dalam korteks atau dalam floem sebagai bagian dari floem.


















BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penyokong dengan dinding sekunder yang tebal dan terdapat pada organ tubuh tumbuhan yang telah dewasa
2.    Ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu dindingnya keras, berlignin, dan mengandung selulosa.
3.    Jaringan sklerenkim terdiri atas serat-serat sklerenkim (fiber) dan sel-sel batu (sklereid). Sklerenkim berfungsi untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan yang lebih lemah, melindungi tubuh tumbuhan dari kerusakan mekanik, melindungi tumbuhan dari serangan hewan, dan sebagai alat penyokong dan pelindung tumbuhan.
4.    Letaknya adalah di bagian korteks, perisikel, serta di antara xilem dan floem


B.    Saran
    Dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah pengetahuan kita tentang jaringan sklerenkim baik ciri-ciri, bentuk, letak dan fungsi dari jaringan sklerenkim. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan baik dari rujukan atau referensi maupun penulisan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan pada kesempatan berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA


Hidayat, Estiti B.1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius
Sumardji, Damir. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC
www.e-dukasi.net diakses pada tanggal 4 Oktober 2010
www.fp.unud.ac.id/.../anatomi-dan-morfologi-tanaman/ diakses pada tanggal 27 April


Tidak ada komentar:

Posting Komentar